Kurang lebih 1 bulan yang lalu, saya dan beberapa rekan kerja (sekitar 20an orang) di Program KOTAKU Kota Depok berangkat ke Yogyakarta. Perjalanan ini punya tagline : Move on : 100-0-100. Berangkat dari Depok, Kamis siang menjelang sore sekitar jam 15.00 dan diharapkan bisa sampai di Magelang sebelum waktu Subuh.
Super excited !!! Karena bakal lewat Jalan Tol Cikopo – Palimanan atau Cipali. Belum pernah, soalnya. Secara orang Sumedang, seringnya ya Jalan Tol Cipularang. Secara umum, jalan lurus dan panjang jadi tantangan ketika masuk ruas tol ini. Membentang 116 km dari daerah Cikopo, Purwakarta sampai Palimanan, Cirebon Jawa Barat.
Beruntung, kami lewatnya malam hari. Agak gelap memang ruas tol nya, akan tetapi jadi cakep ketika melewati Daerah Brebes dimana disisi kanan jalan tol (kalau dari arah Cikopo) cahaya lampu dari areal tanaman bawang sukses jadi sajian yang sedap dipandang mata.
Walaupun sempat ada kejadian kempes ban ditengah hutan jati (jalur Weleri – Subah, arah mau ke Semarang) yang gelap, tapi kami bisa sampai di Magelang sebelum waktu subuh. Setelah istirahat, salat dan bersih-bersih rombongan melanjutkan perjalananan ke lokasi pertama.
Top Selfie Pinusan Kragilan, Magelang – Jawa Tengah
Sampai dilokasi sekitar jam 6.30, udara dingin masih belum beranjak pergi. Sepertinya semalam hujan atau memang ciri khas pegunungan. Sambil menuruni jalan menuju lokasi ber-selfie ria, kabut pun beranjak naik. Sepertinya mereka telah disapa sinar matahari. It was so magical.
I was hesitant at first, but i join this trip anyway. Thirteen hours bus ride from Depok, we arrived in Magelang and given this amazing view of pine forest.
Top Selfie Pinusan Kragilan berada di Dusun Kragilan, Desa Pogalan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Ask Google ! Hutan pinus ini berada di lereng Gunung Merbabu. Waktu dilokasi, saya pribadi tidak mengalami harus bayar tiket atau sejenisnya. Sepertinya kemarin bayar parkir saja. Kami kepagian mungkin.
Jantung ini berdegub kencang, napas bergemuruh naik dan turun. Cakep banget soalnya. Kayak pas ketemu orang yang kita suka. Tapi ini gak membuat punggung sampai pinggang sakit, hadeeeh (sabar, dipostingan selanjutnya ya)
speechless . . .
Awalnya saya tidak tahu, tapi konon kabarnya tempat ini hits sekali di jejaring Instagram sebagai tempat foto selfie dan foto pre-wedding. Coba saja cari #topselfiekragilan atau #kragilan bakal banyak foto bagus ditempat ini.
So, why don’t we take a selfie/wefie or group photo?
Terlihat sepi ya? memang. Masih di rangkaian hari kerja dan ini masih pagi bener. Yang terlihat disekitaran itu bapak dan atau ibu petani yang baru akan memulai pekerjaannya di kebun. Kalo di Jawa Barat mah seperti di Daerah Lembang, Cikole dan sekitarnya.
Bicara mengenai kenapa sempat ragu ikut trip ini karena :
1). sudah punya rencana pulang ke Sumedang dan akan mampir sebentar di Bandung sambil jalan-jalan ke beberapa tempat (sampai postingan ini dibuat, saya belum pulang juga coba);
2). trip dengan a large group of people is kind a hard, banyak kepala jadi banyak maunya. Ada yg mau sightseeing, ada yang maunya belanja, ada yang maunya kulineran dst. Lebih memilih pergi trip dalam kelompok kecil 2-5 orang;
3). Punya pengalaman tidak mengenakan dengan perjalanan panjang dengan naik bus. Dulu waktu naik bus Palembang – Bandung, sempat ditegur (malah kabarnya mau diturunin dari bus segala coba) karena pas tidur dan mendengkur dengan kerasnya. Malu uy.
Taman Tebing Breksi, Yogyakarta
Menurut Google, Tebing Breksi berlokasi di Dusun Groyokan, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Mei 2015, bukit kapur yang dahulunya adalah lokasi bekas tambang ini dicanangkan sebagai lokasi cagar budaya oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Dicanangkannya Taman Tebing Breksi sebagai cagar budaya dikarenkan kondisi geologisnya. Batu kapur breksi di tebing ini rupanya merupakan endapan abu vulkanik dari Gunung Api Purba Nglanggeran. Taman Tebing Breksi berada di kawasan yang sama dengan Candi Ijo dan Candi Ratu Boko.
Taman Tebing Breksi merupakan bongkahan tebing dengan pahatan dibeberapa sisi. Pahatan tersebut dibuat oleh seniman lokal berupa wayang. Lokasi wisata yang sedang naik daun dan Instagramable (coba cek #tebingbreksi di IG ) Bahkan banyak para calon pengantin yang melalukan sesi pemotretan pre-wedding di tempat ini.
Tidak ada tarif khusus yang diberlakukan untuk menikmati obyek wisata Taman Tebing Breksi. Cukup membayar pakir kendaraan saja.
Selain pahatan raksasa di beberapa sisinya, daya tarik Tebing Breksi adalah pemandangan dari puncak tebing. Terdapat tangga yang mengantar pengunjung naik dari kaki sampai puncak tebing. Di puncak tebing, pengunjung bisa melihat panorama Candi Ijo dan Candi Ratu Boko berlatar Gunung Merapi dan Merbabu serta Kota Yogyakarta. Namun sayang, ketika kami disana cuaca agak kurang bersahabat dan turun hujan. Sehingga kami harus mencukupkan kunjungan kami di Taman Tebing Breksi.
Malioboro, Ikon Kota Yogyakarta
Dikarenakan kami harus mempersingkat kunjungan di Taman Tebing Breksi karena hujan, maka kami putuskan untuk ke Malioboro dan membeli oleh-oleh lebih awal. Hal ini disebabkan rencana perjalanan di Hari ke-2 cukup jauh dari Kota Yogya dan dikhawatirkan tidak punya cukup waktu untuk ke Malioboro.
Djogja bikin kangen. From Djogja with love. Begitulah tulisan yang ada di salah satu dinding Toko Djogja Holic dan saya 100% setuju. Sepuluh tahun yang lalu, sekitar Tahun 2006 semasa kuliah di Jatinangor ada Field Trip (ceunah, mah) ke beberapa Industri di Yogyakarta dan sekitarnya. Saya ingat, kunjungan ke FTP UGM, CV Karya Hidup Sentosa (Supplier sparepart tractor merek Kubota), Pabrik Kubota, Musium MURI dan lokasi embung di daerah Gunung Kidul (hey, we meet again) serta Malioboro. Jujur yang paling membekas adalah kunjungan ke Pabrik Kubota (Japan is so cool with all the greatness and efficiency, hasil doktrin nonton JDorama – Ueno Juri My love) dan kebersahajaan Kota Yogyakarta.
Suka sekali berjalan di tengah kota yang trotoarnya lebar dan ada bangku2 taman tempat asyik bercengkrama dengan lawan bicara kita. Sejak saat itu, bicara dalam hati bahwa satu saat nanti harus ke Yogya lagi. And bamn !!! 10 tahun kemudian kembali bertemu dengannya. Selama 10 tahun terakhir, Kawasan Malioboro bermetamorfosa dengan sangat baiknya. It’s aged beautifully. Kaya, Tante Widyawati. Bahkan ketika malam tiba, ia terus mengeluarkan ke gorjesannya.
Tujuan utamanya kan beli oleh-oleh ya, here we go …
Saya tidak terlalu hobi belanja pakaian. But, hey ! since we are in Yogya, why don’t we bought a tshirt. Disini dapat pelajaran berharga. Harus cek dan ricek kalau beli sesuatu. Ukuran tertera XL tapi ternyata XL yang slimfit. Gak kepakai sama saya.
= = =
Dua lokasi yang dikunjungi adalah lokasi wisata yang sedang hits, kekinian dan Instagramable.
Segitu dulu, nanti lanjut ke Day 2. Makasih udah baca dan silahkan tinggalkan comment
Pernah Mau diturunin dari bus??? baru denger cuy…. hihihi
LikeLike
Pernah cuy, waktu perjalanan dark Palembang ke Bandung. Suara dengkurang (mdh2n gak pake ngigau) gw katanya berisik dan ganggu. Gw belum cerita ya?
LikeLike
Kewreen yungs..baca nya enak. Jago lah pokoknyaaa 😊👌
LikeLiked by 1 person
Nuhun wi. Jadi ingat zaman kuliah dulu ewi udh nyuruh nulis yak. Hehehe
LikeLiked by 1 person
Iyaa atuh, lebar ada pasion di tulis menulis mah,,semangat yaaaaa!!!😀
LikeLiked by 1 person
Siap. Sering2 mampir yak
LikeLike
Penyajian yg bagus…ada bakat menulis dan fotographer kayanya nih…
LikeLiked by 1 person
Makasih sudah mau mampir 😁
LikeLike
Penyajian yg bagus…ada bakat menulis dan fotohrapher kayanya nih…
LikeLiked by 1 person
Teu aya poto urang…
LikeLiked by 1 person
Tenang kang, kan masih ada 2 postingan lagi. Ditunggu yak 😁
LikeLiked by 1 person